Waiting List
WAITING LIST
Seribu satu cerita bisa dibuat pada saat mudik lebaran ke kampung halaman. Ini adalah satu cerita yang tertinggal dan hampir terlupa pada saat saya mudik ke kampung halaman, padahal ini cerita yang berhikmah.
Saya pulang ke Tasikmadu, Karanganyar mungkin jika saya sebut hanya seperti itu, orang tidak akan tahu tetapi jika saya sebut daerah itu tempat makam Ibu tien dan Bp Suharto mantan presiden pasti pada bilang OOOO…bulat. Dari Bandung saya naik kereta api sampai stasiun Solo. Dari stasion ke tempat saya kira – kira 15 Km saya dijemput oleh bapak dan ibu. Di sepanjang perjalanan selain tentu saja menanyakan kabar orangtua, saya menanyakan kabar nenek, saudara – saudara dekat dan bahkan para tetangga.
Sambil menerawang kearah pemandangan sawah, ku - recall obrolan – obralan dengan orang tuaku lebaran – lebaran sebelumnya. Dengan sekilas aku bisa membuat summary bahwa hampir setiap tahun selalu ada yang meninggal. Entah itu saudara dekat ataupun tetangga. Yang meninggal tidak semuanya karena usia yang uzur tetapi yang muda juga ada. Mereka meninggal karena kecelakaan, terkena penyakit dan serangan jantung mendadak. Seribu satu cara bisa menjadi jalan untuk kematian jika Allah sudah menghendaki. Aku masih teringat lebaran tahun lalu aku masih ketemu Ibu Dodo. Waktu itu aku pulang jogging dengan bapakku, aku menyapa beliau. Tetapi lebaran tahun ini tidak ketemu lagi karena beliau sudah meninggal karena penyakit diabetes. Padahal beliau usianya lebih muda dari orangtuaku.
Who is the next???? Itu adalah pertanyaanku dalam hati. Tetapi jika waktu dan pikiranku kuhabiskan untuk mencari jawabannya hanya wasting time and energy. Karena di dalam ajaran agama Islam memang diajarkan bahwa semua orang akan mati jadi jangan takut mati tetapi persiapkan diri untuk kematian itu sendiri, cari bekal sebanyaknya untuk pulang ke kampung halaman yang sejati karena kita ini dalam posisi "Waiting List “
Label: Sebuah renungan